Soto Ayam Marissa Haque & Ikang Fawzi

Soto Ayam Marissa Haque & Ikang Fawzi
Soto Ayam Marissa Haque & Ikang Fawzi

Cinta Kuliner Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque di Tangsel, Banten

Cinta Kuliner Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque di Tangsel, Banten
Cinta Kuliner Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque di Tangsel, Banten

Gelitik Soto Ambengan: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Gelitik Soto Ambengan: Marissa Haque & Ikang Fawzi
Soto Ambengan Marissa Haque Ikang Fawzi

Kuliner Marissa Haque & Ikang Fawzi

Kuliner Marissa Haque & Ikang Fawzi
Kuliner Marissa Haque & Ikang Fawzi

Minggu, 17 April 2011

Soto Betawi yang 'Endang' (Enak-Nendang): Marissa Haque & Ikang Fawzi



"Enak-nendang Soto Betawi"

Mendengar kata ‘Soto Betawi’ pikiran saya melayang ke semangkok makanan lezat bersantan, lengkap dengan potongan daging, tomat, daun prei, bawang goreng, dan serpihan emping yang berenang–renang di dalamnya. Saya termasuk penggemar makanan satu ini. Terutama saat – saat mendung berhujan dimana kita sering mencari makanan hangat.

Salah satu versi soto betawi yang pernah saya coba ada di bilangan Pondok Pinang. Saat beraktivitas di daerah Ciputat Tangsel, saya pernah menyempatkan diri berbelok sebentar dan mampir kesana. Warungnya tidak besar. Tapi suasananya hangat. Warung tersebut sebenarnya adalah bagian depan dari rumah satu keluarga yang sepertinya sudah turun temurun berjualan soto.

Di tempat ini, soto betawi hadir dengan kapasitas maksimal. Porsinya besar, demikian juga dengan potongan dagingnya. Kuahnya agak merah dan diramaikan dengan limpahan potongan tomat yang sangat banyak. Sepertinya setiap porsi soto dihujani dengan dengan satu buah tomat merah besar yang dipotong–potong sebagai penyegar.

Setiap kali makan disana, saya tidak dapat menghabiskan bagian saya sendirian. Makan soto betawi Pondok Pinang memang enaknya dilakukan bersama dengan beberapa kawan. Menciduk soto dari mangkoknya adalah bagian yang paling mengasyikkan. Karena kita tidak pernah kecewa dengan potongan daging, tomat, ataupun emping yang ada didalamnya. Benar – benar memuaskan selera.

Soto Betawi ternyata punya beberapa versi. Selain versi kuah merah cokelat seperti Pondok Pinang, ada juga soto betawi versi putih susu. Ya, yang satu ini memang benar–benar menggunakan susu. Misalnya Soto Betawi H. Ma’ruf yang mangkal sejak puluhan tahun lalu di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini. Soto yang satu ini agak klasik. Karena rasanya memang benar – benar pekat dengan santan yang dicampur susu murni.

Makan soto betawi H. Ma’ruf kurang lengkap rasanya tanpa sate sapi. Sate ini khas sekali. Selain karena diolah dari daging sapi, teksturnya lembut, dan berbumbu pedas. Lazimnya, soto betawi sebenarnya sudah cukup memuaskan untuk dimakan solo alias berdiri sendiri. Tapi godaan sate sapi di tempat ini begitu besar sehingga kami, saya dan keluarga, seringkali makan soto sekaligus satenya secara bersamaan.

Menulis tentang soto betawi, pikiran saya melayang ke soto betawi lainnya seperti di Manggarai, Depok, dan tempat lainnya. Membuat saya penasaran, ada berapa banyak versi dari Soto Betawi di seantero Jakarta ini.